Sebuah bisnis penipuan yang sering terjadi di tanah air adalah skema Ponzi. Nama bisnis ini diambil langsung dari nama sang pendirinya, Carlo Ponzi. Pria kelahiran Lugo, Italia pada 3 Maret 1882 ini merupakan seorang imigran di Amerika Serikat.
Di tempatnya, Ponzi dikenal sebagai penipu ulung yang sangat handal. Sebelum temukan skema penipuan yang melegenda, ia sudah memiliki catatan hitam di negara kelahirannya karena kerap terlibat tindakan kriminal dengan kasus penipuan.
Namanya semakin dikenal setelah ditemukannya sistem piramida yang sukses melancarkan aksi penipuannya. Hingga kini, segala jenis bisnis penipuan yang menggunakan sistem tersebut, dinamakan sebagai skema Ponzi.
BACA JUGA: Awas Penipuan di Medsos! Bukan Sekali, Foto Pria Ini Dicuri Seseorang untuk Dapat Pacar
Skema Ponzi mempunyai cara yang cukup halus untuk menggaet korbannya. Mereka biasanya diberi iming-iming bunga sekian persen dalam jangka waktu yang relatif cepat.
Bisnis haram ini menyaras orang awam berduit lebih namun tak jeli dalam mengamati jalannya sebuah bisnis. Alhasil, cara semacam ini banyak digunakan oleh sekawanan penipu cerdas untuk mengeruk keuntungan pribadi. Tak heran jika banyak bisnis investasi maupun arisan berantai marak di Indonesia.
Ada banyak jenis bisnis abal-abal di Indoensia yang menggunakan skema Ponzi. Contohnya adalah arisan berantai, badan investasi pohon emas (pomas), investasi emas, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Waspada! Modus Penipuan dengan Kedok ATM Ini Buat Anda Terkecoh
Kebanyakan bisnis di atas tidak mempunyai rencana keuangan yang jelas. Mereka hanyalah sebuah sistem yang harus terus menerus mencari anggota baru untuk mempertahankan bisnisnya.
Skema Ponzi sering juga disebut sebagai bisnis pola setan yang berputar tanpa ada nilai riil yang jelas. Sistem ini mudah diterima di Indonesia karena rakyatnya mayoritas sangat awam dan buta soal sistem keuangan. Mereka sering menggunakan istilah asing yang terdengar menarik di telinga untuk memperdaya korbannya. Selain itu, sifat latah orang Indonesia yang suka ikut-ikutan dan ingin sukses tanpa kerja keras, juga menjadi faktor berkembangnya sistem Ponzi di Indonesia. []
Sumber: Jevuska
Artikel Terkait :