
Gebrakan baru dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada Jumat (21/4/2017). Bertempat di daerah yang minoritas Muslim itu, Alfatih Kaffah Nusantara (AFKN) menggelar gerakan shalat Subuh berjamaah. Uniknya gerakan subuh berjamaah itu diimami oleh hafiz cilik dari Pondok Pesantren Nuuwar, Bekasi, Jawa Barat.
Kegiatan yang diselenggarakan AFKN ini dalam rangka memperingati Isra Mi’raj di tanah Papua Barat. Menurut Abdul Mufti Rumadhan selaku panitia penyelenggara, selain gerakan Subuh berjamah kegiatan irtu juga diisi oleh berbagai lomba untuk memeriahkan acara.
Lomba yang diadakan tersebut lain pidato bahasa arab, kaligrafi, menulis huruf hijaiyah, azan, hafalan Al-Quran juz ke-29.
Menyikapi pemilihan hafiz cilik yang didaulat sebagai imam, Abdul Mufti mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah hal aneh.
“Kita diimami santri dari Jawa Barat, anak kita ini, anak kecil nggak apa-apa, beliau hafiz,” ujarnya.
Abdul Mufti juga mengatakan agar gerakan subuh berjamaah ini akan menjadi kebiasaan warga dalam melaksanakan shalat subuh berjamaah.
BACA JUGA:
Ketika Kasur dan Bantal Lebih Penting daripada Shalat Shubuh Berjamaah
Ini yang Dilakukan Nabi Usai Shalat Shubuh
Menurutnya, shalat subuh berjamaah akan semakin menguatkan Islam itu sendiri.
“Orang kafir akan takut jika shalat Subuh berjamaah semakin banyak,” kata Abdul.
Imam gerakan shalat subuh berjamaah,Muhammad Sulthan Maghribi Garamatan menilai, gerakan tersebut berdampak baik kepada kemajuan Islam. Dengan gerakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan ibadah umat.
“Biar mereka bisa terbiasa,” kata Sulthan, remaja yang berusia 16 tahun ini.
Sulthan mengaku, menjadi imam salat Subuh berjamaah sudah sering dilakukan ketika berada di pondok pesantren. Sebab itu, Sulthan merasa tidak takut untuk mengemban tugas.
Hafalan Alquran yang terus Shulthan pelajari setiap hari merupakan modal menjadi seorang imam. Selain itu, mental juga penting untuk dilatih.
Sulthan merupakan hafiz yang kini sudah mampu menghafal enam juz Alquran. Dia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nuuwar baru sembilan bulan. []
Sumber: Republika/SatuMedia
Artikel Terkait :