
INSPIRADATA. Pertentangan antara sains dan agama yang sering terjadi, ternyata dapat dijelaskan oleh penelitian melalui sebuah sains yang dipublikasikan di Jurnal Penelitian PLOS One. Demikian disitat dari Merdeka, Minggu (12/2/2017).
Menurut penelitian tersebut, perdebatan antara fakta dan keimanan ini berakar dari struktur otak kita.
Dijelaskan otak memiliki jaringan analitis yang digunakan untuk berfikir kritis dan sebuah jaringan sosial, yang menjadikan kita tertarik kealasan moral.
“Sebenarnya untuk menanggapi pertentangan antara sains dan agama itu tergantung dari kepercayaan dan pemikiran orang tersebut,” ucap peneliti.
Para ilmuwan menjelaskan tentang seseorang yang menggunakan penalaran analitis lebih berasosiasi pada sains. Sedangkan seseorang yang bertindak secara moralitas, erat hubungannya dengan keimanan atau agama.
Sebuah studi yang dilakukan Profesor Jack menunjukan bahwa cara berpikir seseorang yang percaya terhadap keimanan dan agama, mereka akan berpikir secara moral ketimbang analitis.
Artinya seseorang yang beragama dan beriman pola pikir dan gaya hidupnya akan lebih baik.[]
Artikel Terkait :