
INSPIRADATA. Ibrahim bin Adham adalah salahsatu sufi terkemuka, ia berangkat dari kerajaan yang menjadi kesepian hatinya.
Merasa hidup tak ada arti dan akhirnya karena harta serta kelimpahan, ia beruzlah dari kemewahan tersebut. Pergi merantau dan mencari kesucian diri.
Suatu ketika ketika kezuhudannya teruji, mengatakan, “Tidaklah beriman kepada Allah orang yang hatinya terjangkit penyakit ingin memperoleh popularitas.”
Kemudian ia meneruskan, “Selama hidup di dunia, saya belum pernah merasakan kesejukan hati, kecuali sekali. Yaitu, ketika pada suatu malam saya tidur di sebuah masjid di
perkampungan Syam,
Sementara perutku terasa sakit. Tiba-tiba datanglah tukang adzan yang menyeret kaki saya dan mengusir saya dari masjid.”
Ibrahim merasakan kenikmatan tersebut karena tukang adzan menganggap Ibrahim melakukan dosa karena ia tidak berannjak dari tidurnya pada saat adzan dikumandangkan,
lalu mengusirnya dari masjid.
Padahal Ibrahim bin Adham adalah orang terpandang. []
Referensi:
Qardhawi, Yusuf. 1996. Haula Ruknul Ikhlas. Terj Abu Barzani. Jakarta: Gema Insani Press
Artikel Terkait :