
INSPIRADATA. Nila Farida Moeloek Menteri Kesehatan mengajak seluruh masyarakat, khususnya wanita untuk memeriksakan diri agar terlindungi dari risiko akut kanker payudara dan kanker serviks. Demikian disitatb dari Liputan6, Senin (17/4/2017).
“Dulu, saya pernah bergabung di Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Kanker payudara dan kanker serviks memang menjadi permasalahan luar biasa yang hingga kini harus terus ditangani,” katanya.
Nila pun menjelaskan bahwa setiap wanita dapat melakukan deteksi kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri. Bila ada benjolan sebaiknya segera memeriksakan diri. Hindari menunda pemeriksaan.
Semakin cepat terdeteksi, maka pengobatan pun dapat dilakukan segera dan efektif.
Berbeda dengan kanker payudara yang bisa diketahui dari salah satu gejala berupa benjolan, kanker serviks sulit dideteksi.
“Kanker serviks memang sukar dilihat. Ada baiknya wanita melakukan skrining dengan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Asam asetat ini biasa dikenal dengan nama asam cuka. Jadi, jangan sembarangan dicoba sendiri. Harus ada petugas kesehatan yang membantu menanganinya,” jelas Menkes Nila Moeloek.
Asam asetat dioleskan ke leher rahim. Setelah dioleskan, hasil akan terlihat, apakah ada bercak putih atau tidak. Namun, bercak putih yang terlihat bukan berarti positif terkena kanker serviks.
“Bercak putih sebagai tanda kalau wanita dicurigai gejala pra kanker–sebelum terjadinya kanker. Adanya pra kanker ini dapat dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter,” lanjut Menkes Nila Moeloek.
Pemeriksaan kanker serviks dengan tes IVA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kurang dari 1 juta wanita yang memeriksakan diri tes IVA pada tahun 2007-2014.
Di tahun selanjutnya, wanita yang melakukan tes IVA bertambah 400 ribu. Kini, ada 1,2 juta wanita yang sudah melakukan tes IVA. []
Artikel Terkait :