
INSPIRADATA. Delapan tahun menjabat Presiden Amerika, tentu banyak suka duka yang dilalui Barack Obama.
Dalam pidato terakhir sebelum meninggalkan kursi kepresidenan, Obama menyebut Michelle tak hanya sebagai istri tapi juga sahabat terbaik. Kepada kedua anaknya, Malia dan Sasha, Obama juga mengungkapkan rasa bangganya.
Tapi ada yang janggal. Dalam momen mengharukan yang tak terlupakan itu, Obama hanya ditemani istinya, Michelle dan putrinya, Malia. Sedangkan Sasha, tidak ada disana. Hal ini menjadi sorotan utama pada acara perpisahan tersebut.

Hastag #WhereisShasha menjadi tranding topik dunia. Banyak netizen yang berspekulasi tentang absennya putri bungsu Obama tersebut.
Alasan sepenting apa yang membuatnya rela menyia-nyiakan momen kebersamaannya dengan keluarga, momen terakhir ayahnya sebagai Presiden Amerika.
Spekulasi bermunculan. dari yang sekedar penasaran hingga yang mengada-ngada. Ada yang menyebut Shasha sedang liburan, atau ngambek sampai tidak keluar kamar, sampai yang menyindir bahwa mungkin putri Obama ini bersiap-siap mencalonkan diri di tahun 2040.
Ternyata alasan yang sebenarnya justru sangat sederhana. Shasha tidak menghadiri acara penting tersebut karena besok pagi ada ujian di sekolahnya. Maka, Sasha sibuk belajar di rumah.
Itulah jawaban resmi yang muncul beberapa saat kemudian dari staf Gedung Putih. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa Sasha tidak bisa hadir di acara perpisahan Ayahnya karena harus belajar.
Sementara seluruh keluarga pergi ke Chichago, Sasha tetap di Washington DC karena esok hari harus menempuh ujian.
Sasha menempuh pendidikan di Sidwell Friends, sekolah ekslusif yang memang terkenal ketat. Salah satu peraturan yang diterapkan adalah Para siswa harus mengikuti jadwal ujian yang sudah berlaku. Ketidakhadiran karena bepergian bukan alasan yang kuat untuk mengatur ulang jadwal ujian.
Acara perpisahan Ayahnya sebagai presiden yang jadi acara formal kenegaraan sekalipun tidak lebih penting dari pendidikan. Begitulah Obama mendidik anak-anaknya.
Padahal sebagai orang yang pernah jadi nomor 1 se-Amerika, Obama tentu dapat dengan mudah meminta ijin kepada pihak sekolah. Namun hal itu tidak dilakukannya. Keluarga Obama memilih untuk mengikuti peraturan yang berlaku dan menempatkan pendidikan jauh di atas hal-hal yang dianggap kurang perlu. Mungkin begitulah cara Obama mendidik anaknya dengan memastikan bahwa menjadi Presiden tidak selalu harus mendapatkan keistimewaan ataupun menentukan aturan.[]
Sumber: The guardian
Artikel Terkait :